Rabu, 17 April 2013

UN 2013

Aku bingung, gak ngerti,abstrak,amburadul tentang UN 2013.
Sebenarnya pemerintah udah siap belum dengan UN 2013 dengan mengubah sistem UN dari tahun-tahun sebelumnya?Dengan 20 paket, dan pake "Barcode". !
Beberapa hari ini, aku selalu mengikuti perkembangan berita UN di TV. UN ditunda!Berita UN pertama aku dapatkan via BBm, UN program Bahasa disekolah ku ditunda. Program IPS di seluruh SMA Labuhanbatu juga ditunda. Sedangkan disekolah lain ada yang gak ditunda baik itu seluruh program atau hanya beberapa program jurusan. 11 provinsi di Indonesia juga mengalami UN yang tertunda,alasan mendiknas adalah "Percetakan"
Awalnya ku berpikir, "Semakin banyak penundaan, semakin banyak kebocoran terjadi". tapi pemerintah menyatakan "Soal UN untuk yang belum melaksanakan UN tepat waktu bakalan berbeda dengan yang lainnya." Ntah bagaimana itu, aku pun tidak mengerti secara rinci.
Dear Mendiknas, ayo donk.. aku percaya dengan Mendiknas, jadi tolong berikan yang terbaik! tahun depan zaman ku bertempur dengan UN. Tolong, kesalahan,ketidaklancaran UN tahun ini jangan diulang untuk tahun depan. Ketika mau merubah sistem, silahkan rubah, tapi jangan mempersulit dan harus dipersiapkan dengan sematang-matangnya, jangan ada yang setengah-tengah!

Mohon, UN 2014 lancar tanpa masalah baik dari pemerintah maupun siswanya sekalipun!
« Read More »

Self-Talk

Dengarlah ..
Bicara dihati dan mengukir semua huruf-huruf menjadi serangkain tulisan tapi tak ada yang mendengar rasanya begitu damai (buatku). Kebiasaanku yang tak mau banyak bicara tentang hal yang gak semestinya dan gak perlu diketahui oleh banyak orang,mampu membuat ku berbicara sendiri dengan diriku. 
Bahkan aku merasa mampu mengarang dengan baik dengan segala rangkaian kata-kata. Tapi itu hanya terjadi ketika aku berbicara dengan diriku sendiri. ketika aku hendak menulisnya,rasanya ntah pergi kemana semua rangkaian kata itu. Mereka semua runtuh bagai puing-puing bangunan yang diterjang tsunami.
Terasa damai, terasa sedih, terasa terharu, terasa gembira ..
Terkadang itu semua yang kurasakan ketika aku berbicara self-talk.

Memang ..
Lebih baik berinteraksi dengan orang-orang. Tapi, sulit bagiku dalam proses membangun itu dalam diriku. Segala keberanian ku timbulkan dari sisi mana saja.
Terkadang aku juga berpikir,  aku lebih banyak memilih untuk diam dan self-talk
Ntah karena sifat pemalu,pendiam,cuek,dsb (menurut orang-orang).
Pemalu,bukan sepenuhnya sifatku. Sifat itu hanya muncul disaat-saat tertentu. Dan "saat" nya itu gak perlu untuk dibahas.
Pendiam, aku merasa gak pendiam. Tapi aku merasa bisa menempatkannya,disaat aku harus lebih banyak mendengarkan daripada bicara. Disaat aku merasa kurang nyaman terhadap suatu perkumpulan.Disaat aku ada masalah, ataupun terkena penyakit. Bahkan aku merasa sangat ribut, ketika Aku melakukan Self Talk, aku merasa hanya aku dan aku yang terus-terusan berbicara, bahkan aku merasa orang ter-cerewet. Ketika aku ingin terus-terusan membicarakan tentang suatu cerita, bahkan orang-orang udah pernah mendengar cerita itu dan aku mengulanginya. Aku merasa begitu "Ingin Berbicara". 
Cuek, kalau untuk sifat ini, aku bingung mendeskripsikannya. Memang aku termasuk orang yg cuek ketika aku belum terlalu mengenal sesuatu, tapi ketika aku benar-benar merasa ada kenyamanan baik itu secara pribadi, per-orang-an,bahkan perkumpulan ,aku sungguh peduli, sifat cuek nya telah terlempar ntah kemana. 

Nah.. jadi, aku merasa Self-Talk membantuku dalam hidupku.Karena terkadang, orang-orang yang mendengarkan kita hanya "Mendengarkan" bukan "membantu" kita. 
Nah..belajar dari pengalaman itu , makanya terkadang aku lebih suka Self-Talk. Hanya "Aku" dan "Aku".
Terkadang berbicara dengan diri sendiri itu, membuat hati dan pikiran kita nyaman. Bahkan itu membantu orang tersebut berpikir.

Terakhir, ada kutipan dari sebuah artikel:
"Fritz Simon, seorang psikiater Jerman pernah mengatakan bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang tidak bisa berhenti berbicara untuk diri mereka sendiri. Namun, bukan berarti, berbicara sendirian menandakan orang itu gila."
« Read More »